Klebsiella, Berbahaya Ataukah Bermanfaat ?
Klebsiella adalah bakteri yang telah lama dikenal. Spesies yang terkenal dari genus ini adalah Klebsiella pneumonia bakteri yang menyebabkan penyakit pada paru-paru. Namun demikian, bakteri ini juga diketahui mampu menghasilkan vitamin B terutama pada fermentasi tempe. Dua contoh tersebut menunjukkan pada kita, seringkali satu organisme itu bermanfaat namun di sisi lain juga ada risikonya. Bagaimana kita menghadapinya?
Klebsiella telah lama dikenal sebagai organisme pathogen pada manusia dan hewan dan ada di pecernaan kita. Bakteri ini juga dapat tinggal di limbah, air, tanah maupun tumbuh-tumbuhan. Bakteri ini bersifat Gram negatif berbentuk batang dengan ukuran 0,3 – 1,0 x 0,6 – 6,0 mikrometer, dan anaerob fakultatif hingga anaerobik. Seringkali ada dalam bentuk tunggal atau berpasangan kadang diselubungi kapsul. Bersifat oksidasi negatif dan saat memfermentasi glukosa akan dihasilkan asam dan gas. Genus ini masuk dalam famili Enterobacteriaceae. Spesies yang paling terkenal adalah K. pneumonia. Namun demikian, ternyata ada juga Klebsiella non-pneumonia.
Dalam bidang pangan tentunya yang perlu kita perhatikan adalah adakah Klebsiella yang bemanfaat. Apakah yang bermanfaat itu juga menyebabkan penyakit ?
Salah satu hal yang menarik adalah belum ditemukan bahwa Klebsiella yang terdapat pada perendaman tempe dan mampu menghasilkan vitamn B12 dapat menyebabkan penyakit paru. Suatu kenyataan yang menggembirakan akan bukti bahwa Klebsiella ada yang non patogenik.
Pertanyaan yang mungkin timbul dan dapat menjadi wacana penelitian adalah : Apakah strain yang ada pada proses perendaman kedelai ini jika tidak ditumbuhkan pada tempe akan dapat menyebabkan penyakit paru ? Atau sebaliknya, apakah Klebsiella yang diisolasi dari pasien kemudian digunakan untuk membuat tempe dapat menghasilkan vitamin B12 dan tidak menyebabkan penyakit pneumonia?
Apakah jamur Rhizopus sp yang digunakan dalam pembuatan tempe mampu menghambat sifat virulen si bakteri ini ?
Suatu pendekatan yang menarik bahwa, tempe yang mengandung berbagai macam bakteri penyebab diare, Ketika dikonsumsi tidak menimbulkan diare. Informasi lain, bahwa galur Klebsiella yang ditemukan di Indonesia adalah galur yang tidak menghasilkan enterotoksin. Hasil penelitian Yulandi dkk (2116) juga menunjukkan adanya perbedaan profil genetik dari Klebsiella yang terdapat pada tempe dan penyebab pneumonia.
Nur Hidayat
Anggota PATPI Cabang Malang
Sumber bacaan
KeuthS and Bisping B. 2016. Vitamin B12 Production By Citrobacter freundii or Klebsiella pneumoniae During Tempeh Fermentation And Proof Of Enterotoxin Absence By Pcr. Applied And Environmental Microbiology, 60:1495-1499.
Yulandi A, Sugiokto FG, Febrilina, Suwanto A. 2016. Genomic sequence of Klebsiella pneumoniae IIEMP-3, a vitamin B12-producing strain from Indonesian tempeh. Genome Announc 1:e01724-15. doi:10.1128/genomeA.01724-15.